Izinkan aku menjadi sore, atau pun petang
Yang engkau nanti - nanti kedatangannya, karena engkau begitu lelah dengan pekerjaan dan usahamu
Izinkan aku menjadi pagi
Yang tidak selalu engkau harapkan kedatangannya karena kelelahan dan lelapmu dalam tidur, tetapi selalu menawarkan kesempatan untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat
Jangan biarkan aku menjadi malam
Yang hanya kau tinggalkan dalam mimpi, tenggelam dalam gelap, tanggalkan karena engkau tidak lagi membagi waktumu denganku
Pada akhirnya (mungkin) aku hanyalah siang
Yang menyebalkan karena teriknya, kau segera ingin melewatkannya karena mengharap teduh dari sore, yang menelan matahari ke dalam haribaannya
Thursday, October 29, 2015
Tuesday, October 27, 2015
Sabtu Pagi, Masihkah Sama?
"Sabtu pagi adalah waktu kesukaanku! Karena setelah mengalami jenuh dan peluh selama 5 hari bekerja, inilah saatnya kita untuk bersantai, bepergian keluar kota sambil menyetel lagu kesukaan kita, Mint Car dari The Cure. Selain liriknya sangat mewakilkan perasaan yang senang, nadanya pun ceria dan catchy, seirama dengan perasaan saat menyambut akhir pekan. Mari kita bersenang - senang bersama, lelaki favoritku!"
Sabtu pagi, minggu sore, senin pagi, saat ini bagiku sama. Semua hampa. Tidak berisi, kosong, mati.
Sabtu pagi, minggu sore, senin pagi, saat ini bagiku sama. Semua hampa. Tidak berisi, kosong, mati.
Pikirkan Lagi
"Dadaku sesak. Batuk ini terasa begitu berat. Engkau lah pria yang suatu hari akan menggosokkan ke punggung atau leherku kelak jika suatu malam aku terbangun dan merasakan sakit yang seperti ini."
Kalimatmu semakin membuatku jemu menjadi muda. Aku ingin segera beranjak dewasa, menginjak fase usia yang tidak hanya sekedar bersenang - senang dari satu akhir pekan ke akhir pekan, tetapi memikirkan bagaimana membahagiakan pasangan dan teman hidupku.
Tapi, itu dulu.
"Dibanding makan di restoran - restoran mahal, yang rasa makanannya sebenarnya biasa saja, lebih baik kita makan di pinggir jalan, makan semau kita, sebanyak apapun hingga kita sulit untuk bergerak karena kekenyangan."
Impianmu membuatku melupakan betapa fananya pengukuhan sosial, dan lebih berarti kesederhanaan dan kebersamaan bersamamu.
Tapi, itu dulu.
Begitu banyak angan, keinginan, impian, yang belum sempat terealisasi. Tetapi, entah apa dan siapa kita ini. Aku seolah bingung dengan diriku sendiri, yang mana aku pun tidak tahu apa salahku. Dan hal itu yang membuatmu jera pada ketidakpekaanku. Kamu semakin sebal, kesal pada sikap dan sifatku akhir - akhir ini.
Aku bercerita seperti ini bukan untuk mengungkit masa lalu, lalu memojokkanmu karena banyak angan - angan kita bersama yang menguap menjadi taman kosong tidak berpenghuni, tapi aku ingin mengingatkan.
Kita yang pernah sama-sama membangun banyak hal dari ketiadaan, memulai segala dari nihil,
Tapi entah, aku tidak ingin melanjutkan kalimatku. Aku tidak ingin nantinya hanya dianggap sebagai pembenaran.
Pikirkan lah lagi, sayangku.
Kalimatmu semakin membuatku jemu menjadi muda. Aku ingin segera beranjak dewasa, menginjak fase usia yang tidak hanya sekedar bersenang - senang dari satu akhir pekan ke akhir pekan, tetapi memikirkan bagaimana membahagiakan pasangan dan teman hidupku.
Tapi, itu dulu.
"Dibanding makan di restoran - restoran mahal, yang rasa makanannya sebenarnya biasa saja, lebih baik kita makan di pinggir jalan, makan semau kita, sebanyak apapun hingga kita sulit untuk bergerak karena kekenyangan."
Impianmu membuatku melupakan betapa fananya pengukuhan sosial, dan lebih berarti kesederhanaan dan kebersamaan bersamamu.
Tapi, itu dulu.
Begitu banyak angan, keinginan, impian, yang belum sempat terealisasi. Tetapi, entah apa dan siapa kita ini. Aku seolah bingung dengan diriku sendiri, yang mana aku pun tidak tahu apa salahku. Dan hal itu yang membuatmu jera pada ketidakpekaanku. Kamu semakin sebal, kesal pada sikap dan sifatku akhir - akhir ini.
Aku bercerita seperti ini bukan untuk mengungkit masa lalu, lalu memojokkanmu karena banyak angan - angan kita bersama yang menguap menjadi taman kosong tidak berpenghuni, tapi aku ingin mengingatkan.
Kita yang pernah sama-sama membangun banyak hal dari ketiadaan, memulai segala dari nihil,
Tapi entah, aku tidak ingin melanjutkan kalimatku. Aku tidak ingin nantinya hanya dianggap sebagai pembenaran.
Pikirkan lah lagi, sayangku.
Monday, October 26, 2015
Mungkin 1
Mungkin, engkau dihadirkan Tuhan sebagai pelajaran
Mungkin, engkau dijadikan Tuhan hanya sebagai sebuah alasan
Mengapa mencintai-Nya jauh lebih aku butuhkan dibanding mencintai makhluk dan ciptaan-Nya
Mungkin, engkau dijadikan Tuhan hanya sebagai sebuah alasan
Mengapa mencintai-Nya jauh lebih aku butuhkan dibanding mencintai makhluk dan ciptaan-Nya
Subscribe to:
Posts (Atom)