"Aku lapar.", sudah ketiga kalinya ia mengeluh manja seperti itu
Dengan berat hati aku menggandengnya di tengah kerumunan orang banyak
"Ini untukmu, uangku hanya cukup untuk ini. Makan ya."
Lalu ia mengunyah dengan antusias roti berisi daging yang kubelikan tadi
Sepintas ku melihat arloji di tangan kiriku
Ternyata sudah hampir pukul 12 siang
Pantaslah ia tidak berhenti mengeluh karena lapar, aku bergumam demikian
Aku kemudian menggandeng tangannya setelah ia selesai menyantap habis kudapan tadi
"Sudah kenyang?", tanyaku. Ia mengangguk sebagai tanda 'iya', sembari menampilkan senyum lebarnya yang khas dengan kawat gigi yang terlihat tidak bersih
Bergegaslah kami menuju tribun untuk menonton pertandingan
"Untung ia tidak menunjukkan ketidaksenangannya dengan timku." gumamku dalam hati.
Saturday, February 4, 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment