Friday, September 25, 2009

Waktu

Aku rindu masa depanku yang cerah
Yang ternyata masih jauh dari sekedar realita
Aku rindu masa lalu ku yang indah
Pada kenyataannya itu telah jadi fosil yang siap punah

Aku bosan membuat kata-kata untuk menggambarkan, mendeskripsikan bagaimana waktu itu berjalan dan kemana arah waktu digulingkan. Karena aku pun akan jadi bulir-bulir yang masuk dalam perhitungan-perhitungan Tuhan itu.

Wednesday, September 23, 2009

Rinduku

Berjalan lamban
Meninggalkan hati-hati yang lapuk busuk

Tiba-tiba, sekejap
Engkau datang memaki
Mencoba cari alibi
Coba kutebak, kau sedang kalap

Aku rindu dirimu...

Tuesday, September 22, 2009

Sepi Hati

Pagi ini ibukota sepi
Berjuta penghuni lepas landas ke berbagai arah

Segumpal angin berlalu-lalang
Lenggak-lenggok berjalan
Lempar muka sembunyi nyawa
Lakukan itu seenak jidatnya

Sesepi perasaan
Tertidur lelap dalam perpisahan

Air Anugerah

Berserak air turun
Meluncur cepat beruntun

Tepat jatuh mengena aspal
Ditiban segala bui yang menggumpal

Lama tak hadir
Dirimu menghilang ditelan terik
Sekalipun itu dirimu
Yang berbeda tipis dari yang kukenal


Saturday, September 19, 2009

1 Syawal

Di jalan raya
Anak-anak yang baru tahu cara-cara isap rokok
Remaja-remaja yang suka oplosan
Mereka merasa menang, taklukkan peraturan

Di masjid
Orang terus kumandangkan pujian
Dari yang muda berjanggut, hingga tua keriput
Mereka merasa menang, taklukkan setan satu bulan

Dan kalian juga tahu siapa yang merasa menang?
Bukan kita
Yang lebih cinta dunia fana
Tapi kita yang cinta Tuhan-Nya


Tuesday, September 15, 2009

Malaikat

Mereka ini terlalu abu-abu untuk dideskripsikan
Malaikat

Pesuruh Tuhan ini masih juga belum jera
Apa mereka ini iri kita punya wujud yang nyata?

Saturday, September 12, 2009

Hampir Pergi Tamu Kita

60 km/jam terlihat di speedometer
Aku makin putar pengendali laju
Hadapi lawan-lawan aspal atas nama kepentingan pribadi
Untung lampu pos Polisi mati

Aku suka berkeliling
Lewati jalan-jalan protokol yang kata orang jalan penting

Senayan sepi hening
Teringat hari bebas kendaraan
Surga bagi anak jalanan
Habiskan waktu tanpa hiraukan tenggorokan kering

Dan di perjalanan pulang tadi
Malaikat ingatkan

Ramadhan hampir habis
Pemberangkatan akan disegerakan

Aku belum jua sempat berbuat manfaat
Si penebar rezeki tak mau tertinggal kapal





Friday, September 11, 2009

Pertemuan

Lama jua tak kusambangi surau seberang rumah itu
Banyak tersebar generasiku sepantar

Aku kini telah lebih baik dari 4 tahun lalu
Saat rumah Tuhan yang lugu ini masih begitu biru

Gerombolan suara-suara sujud itu masih terpatri nyata dalam realita
Suara-suara bocah kemarin sore begitu ganggu pertemuanku dengan Sang Pencipta

Dalam raka'at-raka'at ganjil itu
Aku yang kecil demi nama besar-Mu
Yang lugu demi keagungan-Mu
Merasa, kita berjumpa

Aku akan catat hari ini
Sejarah yang takkan terulangi

Ya Tuhan, berikan waktu-Mu kelak untuk kita berkencan (kelak)