Monday, March 10, 2014

Sendi Syaraf

Baiklah, jadi begini. Dalam keadaan seperti ini, sibuk yang tidak pernah terbayangkan dalam impian masa kecilku, aku masih sempat berandai - andai kalau saja waktu berjalan selambat sendi - sendi syaraf  penderita parkinson, sehingga aku tidak pernah menyesal pernah menghabiskan waktu untuk melampiaskan keinginan dalam pikiran.

"Dari mana ya?"

"Halo, selamat sore."

"Selamat sore, dari mana ya?"

"Aku datang dari kekacauan pikiranmu di waktu petang, lalu terus menjadi rentang antara batas kesadaran dan ketidaksadaran diantara pekat malam dan kudusnya subuh, lalu... Halo, apakah kau masih disana?"

"..."