Wednesday, April 28, 2010

Dunia Sudah Tua

Tapi aku masih ingin berkeluh kesah
Tentang panas ini, yang mengikat lajur urat
Inilah kita yang sedang berlari di ujung zaman
Dunia sudah tua

Oksigen Disita

Tuhan menyapu alam
Surya menunduk ke bumi
Oksigen layaknya disita
Ini demi kepentingan siapa?

Sunday, April 25, 2010

Keadilan di Masa Depan

Dan suatu pagi anak-anak Indonesia tidak lagi menanyakan susu ke ibunya
Juga merengek minta mainan ke ayah saat akhir pekan
Mereka hanya bertanya
'Masihkah keadilan berdiri tegak untukku?'

Tuesday, April 20, 2010

Pagi Pukul 4

Pagi pukul 4
Semua lampu tersisa 5 watt
Banyak mata dan nyawa masih terjaga
Menjelajah sepi bersama

Cinta tiada tara
Untuk sepakbola

Sunday, April 11, 2010

Titipan Rinduku

Kalau saja kita tiada lagi bertatap muka
Aku telah titipkan rinduku pada sang surya
Yang setia menyapa kala pagi datang menyapih
Dan bilang padanya, terima kasih

Ya, mungkin

Tak banyak yang kutahu mengenai cinta
Kudengar itu hanya romantika belaka
Aku pernah dengar tentang rasa
Mungkin lebih dari sekedar kata

Dari hembusan angin yang tiada beraroma
Namun sejuknya menjalar ke sekujur raga
Dan mungkin itu cinta
Ya, mungkin


Dilema

Satu jam sudah waktu bergulir. Aku masih bimbang, masih belum bergerak, belum beranjak. Betapa aku teringat suaramu yang terdengar begitu naik pitam mendengar alasan-alasanku yang masih belum dapat kau terima. Belum lagi alismu yang siap setiap saat menjadi sinis, dan langsung menutup pergerakan otakku untuk mencari kata-kata. Maafkan aku. Aku begitu menyesal mempunyai perangai yang lemah seperti ini, yang begitu mudah mengalah pada hal-hal yang sebetulnya aku mempunyai kekuatan untuk mengalahkannya, namun saja aku tidak mau.

Entah apa aku ini. Entah apa yang akan kau hadirkan untuk tetap menganggapku sebagai seorang yang berharga bagimu. (Itupun kalau aku benar berharga bagimu)

Thursday, April 8, 2010

Hadiah!

Mendung, gelap, rintik gerimis terasa sadis, otakku mengepal, semua seragam. Tiada yang lebih baik dari hadiah yang mengejutkan, seperti kehadiranmu yang tiba-tiba.

Senja 5.08

Senja pukul 5.08
Hujan datang menyapa
Dan mulai bertanya
Ada apa, tanyanya

Aku berujar,"Maukah kau bertatap muka denganku lebih lama?"

Wednesday, April 7, 2010

Markus

Disana sini geger
"Ada markus, ada maling, ada penjahat"
Pandanganku hanya satu
Mengapa hal ini yang harus jadi penghalangku?

Aku dan Malam

Bulan datang menerawang
Awan naik mengabu
Malam menyerang
Sepi menyerbu

Masih adakah nyawa-nyawa berserakan
Untuk kujadikan kawan?

Sunday, April 4, 2010

Daerahku

Bertahun-tahun aku hidup di daerah ini. Revolusi ternyata berjalan cepat. Dulu, dalam satu langkah aku dapat bertemu dengan rumah tua, biasanya rumah pensiunan pegawai negeri, seperti halnya ayahku. Jalan raya yang dulu sepi cahaya, kini penuh sesak dengan sorot lampu yang silau. Swalayan tua di tepi perempatan jalan itu kini tidak berdaya. Ditinggalkan pelanggan karena kalah modern memang menyakitkan, terlebih yg modern hanya berjarak satu blok dari perempatan.

Restoran bebek bersaing, lambangnya sama-sama berwarna kuning. Cempaka Putih kini telah jauh berumur,tapi makin cantik dan mempersolek diri.

Minggu Berduka

Ketika mataku terbuka
Senja telah menjaga
Matahari bersiap meninggalkan hari Minggu penuh duka
Tiada lagi ceria untuk dicerna

Friday, April 2, 2010

Gelak Tawa

Lewati hidupmu dengan gelak tawa dan lawak
Biarkan harimu digerogoti terbahak
HAHAHAHA
Apakah kau sudah merasa lebih baik?

Jika sudah, ulangi
Sekali lagi, lagi, lagi, lagi

Dunia Menuju Barat

Bumi makin panas
Langkahnya terasa begitu berat
Pikiran-pikiran manusia begitu terbatas
Terlebih pada hal-hal yang dianggap melewati sekat

Dunia semakin sempit
Manusia selalu bergegas ke arah barat
Kini, kiblat berpindah ke kiri sedikit
Atau mungkin banyak? Sehingga tak terjangkau mata kasat

Balon Udara

Balon udara membumbung tinggi
Menyentuh cakrawala
Membuka tabir rahasia Ilahi
Langit itu luas, terbuka, mengapa harus kita seragamkan pikiran kita?